Jumat, 20 Februari 2009

My Drum..


Tama Swing Star..

dengan spesifikasi :
Snare : 14" Evans EC2 Coated( CostumHead )
Tom1 : 12" Tama 200 Hazy( Default Head )
Floor Tom : 16" Tama 200 Hazy( Default Head )
Bass Drum : 20" Tama 200 Hazy ( Default Head )

Cymbals :
Hi-hat : 14" Planet Z
Crash : 16" Planet Z
Ride : 20" Planet Z
Splash : 10" Zildjian 'K'


Kamis, 19 Februari 2009

Digsby messengger..


Digsby messengger.. dengan digsby messengger ini.. kita bisa langsung connect menggunakan bbrapa IM yg brbeda.. bnyk bgt IM yg bisa kita pake.. terutama facebook chat.. jarang bgt ada messengger khusus buat chat menggunakan account facebook.. jadi bisa langsung online pake YM, MSN, dan facebook dalam satu kali online.. praktis bgt..

Rabu, 18 Februari 2009

Mio Soul..




Akhirnya… Yamaha akan mengeluarin Yamaha Mio Soul.. (well.. menurut gue.. nama Soul berbau marketing.. yah wajar lah namanya juga dagangan…!!!) ..Sebelumnya pasar banyak menunggu dan berharap bahwa New Mio bakalan mengusung engine baru..!! Walau di Thailand sendiri tetep aza.. menggunakan engine lama..!!! Para kompetitornya… terutama honda.. pelan-pelan sudah mulai menjailin pasar skutik.. yang semula sangat didominasi Yamaha..!!! Belum lagi suzuki spin… yang mencoba memposisikan skutik tercepat.. dan juga Kymco Free LX.. mencoba memberikan value lebih dibandingkan harganya…!!! Dan Yamaha kudu merespons itu… ya ngeluarin mio soul..!!!

my mio soul..

mio soul..( foto diatas bukan foto motor g sih.. haha ) bener-bener 'soul' ny anak muda.. kalo di banding sama mio sporty sih body nya masih lebih keren mio soul, cuma badannya sedikit lebih 'gendut'.. tapi buat style tetep nomer 1.. 

ga beda jauh sama mio sebelum nya sih.. mesin dan jeroan nya yg lain juga masih sama.. cuma tangki bensin nya aja yang sblm nya 3,1 ltr menjadi 4,1..

motor ini dah g pake 1 taun lebih.. mantaab banget.. lincah.. enteng pula.. pas buat badan g yang ga trlu gde.. hahaha

A Lesson Of Love..


>                   A lesson of love
>
> Toshinobu Kubota, yang biasa dipanggil Shinji mengucapkan selamat
> tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup
> yang lebih baik di Amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga
> yang disembunyikan di dalam kantong kulit.
>
> "Di sini keadaan sulit," katanya sambil memeluk putranya dan
> mengucapkan selamat tinggal. "Kau adalah harapan kami."
>
> Shinji naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis
> bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai
> imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Shinji menemukan emas
> di Pegunungan Colorado, keluarganya akan menyusul.
>
> Berbulan-bulan Shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas
> yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur.
> Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar,
> Shinji merindukan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang
> dicintainya. Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran
> untuk mengadu nasib ke Amerika adalah terpaksa meninggalkan Asaka
> Matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu.
> Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama
> itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Asaka.
>
> Rambut Asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya
> menjadi putri Keluarga Yoshinori Matsutoya yang paling cantik. Shinji
> baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan
> mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar
> bisa betemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya, Shinji
> ingin sekali membelai rambut Asaka yang pirang kemerahan dan memeluk
> gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya, meminta bantuannya untuk
> mewujudkan impiannya.
>
> Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana
> untuk membuat hidup Shinji menjadi lengkap. Pak Yoshinori Matsutoya
> akan mengirimkan putrinya kepada Shinji di Amerika. Putrinya itu suka
> bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan
> Shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan
> emas. Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke
> Amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.
>
> Hati Shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya
> untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia
> membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan
> menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden
> dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan
> kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat
> tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang
> dipetiknya di padang rumput.
>
> Akhirnya, tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
> Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik, dia
> pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit
> ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap
> jendela, mencari senyum dan rambut ikal Asaka.Jantungnya berdebar
> kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.
>
> Bukan Asaka, tetapi Yumi Matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta
> api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji
> hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar
> diulurkannya buket bunga itu kepada Yumi. "Selamat datang," katanya
> lirih, matanya menatap nanar. Senyum tipis menghias wajah Yumi yang
> tidak cantik.
>
> "Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata
> Yumi, sambil sekilas memandang mata Shinji sebelum cepat-cepat
> menunduk lagi.
>
> "Aku akan mengurus bawaanmu," kata Shinji dengan senyum terpaksa.
>
> Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak Matsutoya dan ayahnya
> benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Shinji
> bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut
> ruang duduk, dengan cermat Yumi mencatat semua kegiatan di tambang.
> Dalam waktu 6 bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang
> lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan
> ajaib seorang wanita.
>
> Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan, keluh Shinji dalam hati,
> setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka
> mengirim Yumi? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Asaka? Apakah
> impian lamanya untuk memperistri Asaka harus dilupakannya? Setahun
> lamanya Yumi dan Shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi
> tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, Yumi mencium pipi Shinji
> sebelum masuk ke kamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak
> itu, kelihatannya Yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua
> menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan
> malam.
>
> Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit,
> membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Shinji
> mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk
> membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya
> usahanya sia-sia. Tiba-tiba Yumi muncul di sampingnya, memegangi
> karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasukkan pasir
> kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, Yumi melemparkan
> karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka
> bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda.
> Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.
>
> Sambil menikmati sup panas, Shinji mendesah, "Aku takkan dapat
> menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Yumi."
>
> "Sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa,
> lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.
>
> Beberapa hari kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan bahwa
> Keluarga Matsutoya dan Keluarga Kubota akan tiba minggu berikutnya.
> Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya, jantung Shinji kembali
> berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan
> Asaka. Dia dan Yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat
> keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.
>
> Ketika Asaka muncul, Yumi menoleh kepada Shinji. "Sambutlah dia,"
> katanya.
>
> Dengan kaget, Shinji berkata tergagap, "Apa maksudmu?"
>
> "Shinji, sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Matsutoya yang kau
> inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Asaka dalam
> acara Perayaan pesta bunga lalu." Dia mengangguk ke arah adiknya yang
> sedang menuruni tangga kereta. "Aku tahu bahwa dia, bukan aku, yang
> kauinginkan menjadi istrimu."
>
> "Tapi..."
>
> Yumi meletakkan jarinya pada bibir Shinji. "Ssstt," bisiknya. "Aku
> mencintaimu, Shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu, yang
> kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."
>
> Shinji mengambil tangan yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika
> Yumi menengadah, untuk pertama kalinya Shinji melihat betapa cantiknya
> gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput,
> ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat
> ketika Yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia
> menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak
> diketahuinya.
>
> "Tidak, Yumi. Engkaulah yang kuinginkan." Shinji merengkuh gadis itu
> ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yg tiba-tiba
> membuncah didalam dadanya.
>
> Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "Kami
> datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"
>
>
> --
> Cheers,